Misteri Saar dalam Tubuh Seraphina #CeritaBookClub#
Menyingkap rahasia Setengah Manusia, Setengah Naga
![]() |
foto diambil dari google.com |
“Sementara mereka mulai membongkar rencana jahat untuk menghancurkan
perdamaian, Seraphina berjuang melindungi rahasianya sendiri, rahasia di balik
musiknya yang luar biasa, rahasia yang begitu mengerikan sehingga dapat
membahayakan nyawanya”
KEBAYANG nggak sih, gimana kalau
sehari-hari kita hidup barengan sama naga?Fiuuh.. nggak ada ceritanya kali ya
kalau kehidupan kita bakal tetep langgeng jaya. Rumah pada kebakaran, dimana –
mana ada kerusuhan, bahkan mungkin cuma sisa—sisa tulang doang yang ada..
hihihi!Impossible. Namun kisah yang
nangkring di pemikiran si penulis Rachel Hartman ini, justru menjadi ide pokok
buat dia tulis. Dalam karya buku versi terjemahan fiksi perdananya, “Seraphina
” dia menyuguhkan bacaan yang menarik dan menyentuh hati tentang kisah para
naga.
Yups,
seperti yang sedang bookclubhollic
guncingkan nih. Sore itu pas lagi santai di Oikos
caffe, kelima bookclubhollic
berbincang santai mengulas buku ini. Maya ,Rizki Fajar F, Nazelia, Thatilita
Aisha Tamara, dan juga Rahmat Arisandi memulai diskusinya. Berbekal rasa ingin
tahu, mereka mulai menikmati lembar demi lembar yang telah dituliskan oleh
Rachel Hartman. “Aku kira kisah ini adalah tentang kisah fiksi basi. Dari awal
cerita Seraphina masih belum tampak terlihat dalam plotnya. Tapi setelah
semakin dalam aku baca,mulai terjadi intrik menarik di dalam diri Seraphina
sendiri. Meski setengah ngantuk dan kecapekan aktivitas, nggak menyurutkan
keingintahuanku buat melanjutkan kisahnya. ” ujar Maya memulai diskusi.
Seakan
tak mau ketinggalan, Rizki Fajar pun ikut menambah dalam pengulasan ceritanya.
”Setuju banget tuh sama yang itu. Soalnya, kisah Seraphina juga bikin deg-deg
syuur gitu. Rahasia dari identitas asal-usulnya jadi unsur menarik di buku ini.
Dari yang awalnya nggak tahu apa-apa, eh, malah keseret buat terlibat jauh di
dalam konfliknya. Sampai-samapai dia bertemu dengan banyak orang yang dengan
sendirinya mampu membantunya untuk mengetahui siapa dia sebenarnya“, tambah
mahasiswa Universitas Airlangga itu.
Ya,
memang. Di dalam kisahnya Seraphina berusaha keras untuk tetap mengikuti
kemauannya dalam bermain musik. Namun lagi-lagi, ayahnya tak pernah kecolongan
dalam hal ini. Claude Dombegh tidak pernah menginginkan putrinya untuk bermain
musik. Karena baginya hal itu hanya akan mengingatkan tentang masa lalunya
bersama sang kekasih, yang tak lain adalah ibunda Seraphina. Dari kisah ini,
Nazelia angkat bicara. “Hemh.. nggak kebayang deh kalau aku nggak dibolehin
lanjutin bakatku sama ortu.Jelas aja Seraphina tetep bersikeras colong-colong
waktu buat main musik pas ayahnya nggak ada. Fuuh.. untung aja ortuku sangat
mendukung semua kegiatan positifku. Kalau hal yang dialami Seraphina kejadian
sama diriku sendiri, bisa – bisa mati berdiri aku... he he”, curhatnya sambil
menggidikan bahu.
Bukan
asal melarang, sang ayah ternyata memiliki alasan rahasia mengapa ia tidak
memperbolehkan Seraphina menunjukkan bakatnya di muka umum. Hal itu tak lain
adalah untuk melindungi dirinya sendiri. Sungguh tak disangka. Seraphina
terbawa emosi dan ia melarikan diri setelah serulingnya dipatahkan oleh sang
ayah. Hal yang sangat ditakutkan ayahnya pun terjadi. Atas emosi Seraphina yang
tak terkendali, tubuhnya mengalami perubahan. Seperti ada kehidupan baru yang
bersarang. Dari punggunggnya keluar sisik – sisik emas. Baginya hal ini sangat
menjijikkan. Apalagi setelah ia melihat ada semacam cairan lengket yang ada di
setiap tubuh naga. Seraphina terkejut. Ia baru mengetahui, bahwa dirinya adalah
keturunan manusia setengah naga.
Blok
cerita ini, kemudian ditanggapi serius oleh Rahmat. “Nah, pas banget di plot
yang ini. Imajinasiku mulai terarah dan tergambar jelas pendiskripsiannya.
Soalnya, yang di awal cerita, aku masih belum paham. Maklum, bahasanya tingkat
dewa gitu, he he”. Semua tertawa mendengar celotehan dari cowok asal SMA
Bhayangkari itu.
Seraphina
jatuh lemah. Ia dengan sedikit kecewanya mengurung diri. Mencoba menerima atas
apa yang ia alami. Bukan suatu hal yang terlalu buruk untuknya. Setidaknya
masih ada Orma, guru pembimbingnya yang juga berasal dari kaum naga. “sosok
yang satu ini yang paling aku suka. Soalnya si Orma ini punya kepribadian yang
baik. Ia rela membantu dan mengajari apapun untuk Seraphina. Termasuk
mengajarkannya mempelajari kehidupannya menjadi kaum Saarantras dan juga
manusia. Dimana ia harus tetap menjaga diri, agar identitasnya tidak terlalu
mengacaukan keadaan Goredd yang tengah kacau atas krisis kepercayaan terhadap
kaum naga”, tambah Thalita dengan serius.(phr)
Komentar
Posting Komentar