Postingan

Yang Tertinggal di Ujung Jemari

Gambar
Aku sudah lupa kapan terakhir kali tangan kita saling mencari. Entah sejak kapan, tidur di sisi yang sama terasa seperti tidur di dua dunia yang berbeda. Kau memunggungiku, aku memeluk udara. Dan malam-malam terasa begitu panjang, bahkan tanpa hujan. Lalu malam itu datang. Aneh, sunyi, tapi ada kehangatan menyergap.  Dalam gelap, aku merasakan hangat yang asing tapi pernah kukenal. Ia menyelinap ke dalam cela jari-jariku yang hampir beku. Seolah tubuhmu bicara lebih jujur dari mulutmu. Bahwa di balik semua diam dan jarak, masih ada sedikit sisa rasa. Entah cinta, entah kebiasaan, entah hanya rindu yang tersesat. Jari-jariku disentuh perlahan, seperti ragu, seperti takut salah waktu. Kau menggenggamnya pelan, lalu menahan. Dalam pejam, aku ingin membuka mata. Aku ingin tahu, apakah itu mimpiku atau kau benar-benar di sana? Tapi aku memilih diam, karena mungkin hanya dalam diam lah aku masih bisa bersamamu.  Aku membalas genggaman itu, pelan sekali, sebagai isyarat "Ya. A...

Teruntuk kamu, Perempuan Si Seribu Muka.

Gambar
  Jahat ya? Sayangnya, beginilah kenyataannya.. Kalau kata mba Dee Lestari, perjalanan hidup adalah sinema, (menurutku) maka perempuanlah yang berkontribusi banyak dalam setiap kisahnya.   Sejujurnya sedikit bingung harus menulis dengan judul apa. Sebab, jika berbicara tentang perempuan dan mimpinya, seperti sedang menguliti diri sendiri. Bercermin ke dalam, melekat, dan saling terhubung.  Aku hampir lupa. Aku memiliki perempuan tangguh di hari - hariku. Panggil ia, Ibu. Beruntung karena dibesarkan oleh kesederhanaan sosoknya. Perempuan biasa yang hari - harinya tak pernah akrab dengan serum pengawet muda , badannya menyatu dengan daster, namun penuh hangat dan kasih yang siaga memeluk suka duka kami sekeluarga. Baru 30 tahun aku bersamanya, tapi sejauh itu pula, nyatanya aku tidak benar - benar mengenalnya.  Jika ada nominasi seniman wanita dengan akting terbaik sepanjang masa, maka aku yakin beliaulah pemenangnya. Bayangkan saja, bagaimana bisa hal duka yang m...

Teruntuk : Tuanku.

Gambar
Beruntungnya,  Jadi baju yang melekat dan memelukmu kemana pun kamu pergi.  Beruntungnya,  Jadi handphone yang selalu kau genggam kali pertama membuka mata di pagi hari. Beruntungnya, tombol keyboard dan laptop yang hampir setiap detik kau ajak berinteraksi. Beruntungnya,  Jadi kucing yang tiap saat kau perhatikan dan kau senyumi. Beruntungnya, orang - orang yang kau respon cepat dan bisa tertawa bersama haha hihi. Ya, benar. Aku cemburu. Pada setiap hal yang 'mencuri jatahku'. Bahkan, pada langit yang kau tatap. Pada tanah yang kau injak.  Aku cemburu.  Tuan,  berapa harga yang harus ku bayar untuk membeli perhatian dan waktumu?

Mulai dari 0, ya?

Hheehe. Iya, kamu ngga lagi di SPBU kok. Emang lagi baca kalimat itu. Btw, sepintas sapaan itu familiar, tapi bener - bener syulit dilakukan. 2 kata yang sudah berat, yaitu "Mulai" dan "dari 0". Buatku, kata mulai ini panjaaaang banget pertimbangannya. Sama kayak mulai nulis lagi disini. "Kan tinggal nulis aja, apa susahnya?" -- bisik sisi egoku. Yah, bener susah dan banyak pertimbangan. Karena di tiap memutuskan memulai sesuatu, harus siap dengan tanggung jawab isinya. Mulai dari, "Ada manfaatnya ngga ya nanti kalau sampai dibaca orang lain?", "bisa bantu nambah pahala atau amalanku ngga ya nanti, atau justru sebaliknya?" dan tapi tapi-an lainyaa.... Huuhuhuuu~ Mulai dari 0. Setelah ku cek ulang, ternyata tulisan di postingan blog ini terakhir terbit di 2015. Untung aja waktu itu memaksakan diri buat nulis, kalau ngga, mungkin keberanianku ngga akan sejauh ini dan aku masih ada di dalam tempurung pikiranku aja. Thank you blogspot! Kare...

Datang dan Pergi

Dua hal yang selalu berlawanan. Tapi sebenarnya tidak berlawanan menurutku. Mereka justru saling berkesinambungan. Menjadi pangkal dan ujung kisah yang pasti akan hadir dalam setiap perjalan hidup. Dimana ada haru saat berduka. Ada terangnya siang yang berganti indahnya malam. Pahitnya hidup selalu dibalas dengan kenikmatan. Dan segala hal yang berlawanan tak selamanya memang berlawanan. Begitu pula dengan Datang dan Pergi. Sebenarnya ini adalah hal yang biasa terjadi. Tak perlu disesali. Seperti kata sahabat saya ," Kenapa kamu takut kehilangan?Toh semuanya titipan Tuhan". Kehilangan. Menjadi satu kata yang pernah membuat saya trauma terhadap apapun hingga tak ada motivasi hidup. Seperti ada sesuatu yang memukuli jantung. Begitu rasanya. Persis seperti awal tahun 2012 lalu. Tepat dua hari setelah pergantian tahun, Tuhan memberikan kado terbaik untuk ayah. Ia kembali ke sisi-Nya tanpa mempersilahkan saya memeluk jasadnya. Bahkan, saat-saat terakhirpun, bibir ini getir untu...

ANJING #SajakKata

Anjing, anjing, anjing... Aku ini anjing malang. Menjulur lidah, mengendus rahasia. Menyusuri terjal tebing nan curam. Berlari, mengonggong. Memanggil – manggil sang dewa kedamaian. Mencari induknya, dan menjilati kesetiannya. Apalah daya...Tak seorangpun mampu menyisik kesetiaanku. Mengerti keraguan dan rindu yang tersimpan dibalik kegananasanku. Menggonggong – gonggong, mengisi jiwa – jiwa dan roh terkejam diantara kegelapan. Anjing, anjing, anjing... Aku ini bukan anjing kampungan. Menyusup di dalam kerumunan. Mengendus sisa – sisa tulang. Hanya akan membunuhku perlahan. Merusak sinergi kedamaian. Anjing, anjing, anjing... Aku ini anjing liar... berlari dalam mimpi. Bertarung dengan mereka, sekawanan ular berbisa. Mempertahankan hidup dan kehidupan. Bahkan, sering. Menggigit borok di kakiku. Berharap, masih ada darah yang bisa menghilangkan dahagaku. Bahkan, air hutanpun enggan mengobati hausku. Hanya, rintik – rintik air kedamaian dari Tuhan yang mendengar gongg...

Catatan Cacat 2015 : [Masih] Tentang Memberi dan Menerima

Gambar
Hai mbak uchik , halo mbak weka :D Sebelumnya terima kasih, sudah menggodaku untuk 'sambang' blog yang tengah mati suri ini. Kali pertama mbak uchik nge chat untuk ikut #MMKmenulis "The biggest Lesson from 2015", aku semangat banget. Meski sebenernya, ke-pede-an-ku tetap mengerut jika hal ini sampai terbaca oleh orang lain. Bukan bermaksud pelit ilmu. Hanya saja sedikit canggung berada diantara mereka yang istiqomah menulis. ._. But, it's OK! Karena seperti kata mbak uchik , "Sharing for caring" . Mendadak aku bingung harus memulai dari mana. Sebab, begitu banyak sosok dan peristiwa yang memutasi zona nyamanku. Sehingga perlahan, aku mulai turut bergerak meneladani mereka. Sederet nama, sudah merekonstruksi mindset ku. Sungguh, Allah SWT MahaAsyik! Ia selalu mengarahkanku untuk bergerak maju; bertemu dengan mereka yang tak terduga; dan dikelilingi suka cita dalam hidup. Terdengar berlebihan (mungkin). Entahlah. Begitu adanya. Namun sungguh, ini...