Sharing bareng Mas Angger (Founder & Leader DusDukDuk)

"Pikirkan, karya apa saja yang akan kita buat. Bukan seberapa banyak pujian atau materi yang akan kita terima."
Mas Angger, Founder Dusdukduk

BERSEMANGART - SemangART pagi Indonesia :) Bangga banget rasanya jadi anak muda Indonesia yang dikelilingi dengan sinergi positif dari berbagai macam perbedaan. Saling memotivasi. Saling melengkapi. Well, kali ini catatancacat akan berbagi semangArt dari pemuda kreatif di Surabaya. 
 
Tepatnya kamis alias malam jumat kemarin (20/11), catatancacat dan @nindunia hadir ke acara Business Solution in Mild Spot dalam eventnya Kampoeng Perubahan. Event yang digarap oleh SuaraSurabaya dan bekerjasama dengan A Mild di Stilrod cafe Surabaya ini mengundang dua entrepreneur muda yang nggak jual mahal buat berbagi pengalamannya sebagai pelaku industri kreatif, yaitu Benny Fajarai (Founder kreavi.com) dan Angger Diri Wirana sekawan (Founder DusDukDuk). 

Acaranya sendiri dimulai dari pukul 18.00 dan dibuka oleh narasumber pertama yaitu mas Benny. Sayangnya, catatancacat ketinggalan curhatannya mas Benny gegara baru tiba di TKP pukul 19.15 WIB. Beruntung, lamat - lamat di akhir sharingnya, kami masih dapat menangkap pesannya. "Setiap orang yang ingin sukses harus punya mimpi. Setelah itu harus bekerja keras untuk mewujudkan mimpi tersebut". 

Sedikit berbeda dari mas Benny, Angger memulai bisnis bukan dari mimpinya. Melainkan dari hal yang tidak sengaja. Berawal dari tugas-tugas kuliah, mahasiswa angkatan 2009 Desain ITS ini malah tidak menyadari bahwa karya dari tugas-tugas tersebut memiliki nilai jual dan juga peminat. Singkat cerita, salah satu karyanya yaitu kursi kardus. Di suatu pameran Angger menata stand jurusannya dengan berbagai karya-karya unik yang saat itu banyak diminati publik. Dan tidak meletakkan kursi kardusnya sebagai point of interest dari pameran tersebut. Uniknya, malah ada pengunjung stand yang tertarik dan menanyakan harga dari kursi kardusnya. 

Melihat kesempatan itu, Angger tidak berfikir dangkal. Ia justru lebih mematangkan keinginannya untuk membuat karya-karya berbahan dasar kardus lainnya. Ketidaksengajaan itu, membuat dia lebih percaya diri dan menggandeng ketiga partnernya, yaitu Indra Syamsu, Muh. Arif Susanto, dan Octiana Dwi Anggara. "Yang jelas, kami berempat berkolaborasi dengan keahliannya masing - masing (desain, proposal, produksi, promote, dll) untuk mengembangkan karya dari DusDukDuk. Dan orientasi saat itu sampe sekarang ini bukan ke arah materi, melainkan bentuk karya apalagi ya yang mau kami bikin", paparnya. 

Dan ini nih, beberapa karya yang berhasil mereka ciptakan :
KUAT DAN UNIK : Sebelum dipasarkan, udah pada lolos uji kekuatan loh *didudukinsendiri* :D (foto diambil dari facebook DusDukDuk)




Bahkan mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia juga udah pernah mengapresiasi karya DusDukDuk. (foto diambil dari facebbook DusDukDuk)
Ini nih empat sekawan Foundernya DusDukDuk. (foto diambil dari website resmi DusDukDuk)
Usai seminar, kami tak kunjung pulang. Seperti biasa, catatancacat dan @nindunia selalu tak ingin kehilangan kesempatan untuk sekedar menyapa, bercanda, dan berbagi cerita dengan narasumber. Kami cukup lama menunggu kesempatan untuk ngobrol santai dengan mas Angger. Yah, maklum, banyak yang tertarik dengan pengalaman berbisnis dari DusDukDuk sehingga kami harus bersabar menanti. :D

Luang sedikit, kami langsung menghampiri mas Angger dan menembaknya dengan berbagai pertanyaan yang saat itu ada di benak kami. Berikut cuplikan obrolan ringan kami.

Q : Saat pertama mas Angger memutuskan untuk mengembangkan DusDukDuk, apa yang mas Angger lakukan untuk punya partner?
"Sebagai leader, proses ini yang pasti butuh proses panjang. Karena nggak mudah buat dapet partner. Untuk menemukan ketiga partner saya ini,  butuh waktu dan analisa buat paham karakter masing - masing. Ini bisa dilihat dari pengamatan kita saat temen kita nyelesaiin tugas kuliah, kedisiplinannya dia kalau ngerjain tugas kuliah, terus sampe siapa pacarnya dan gimana dia kalau ada di kondisi down, dan banyak hal lainnya. Jadi ibaratnya kayak kita mau deketin gebetan. Pastinya kita kepo-kepo ke semua hal yang berhubungan sama dia sampe kita tahu, ok, dia yang bisa melengkapi."
Q : Biasanya orang - orang Art, pasti punya idealisme masing - masing kan ya dalam karya. Nah, gimana sih mas tipsnya agar teamworknya itu tetep utuh dan nggak ada yang ngabur di tengah jalan?
"Kami berempat pasti punya idealisme dan skill masing - masing. Itulah alasannya kenapa saya memilih mereka, karena mereka sudah yakin dengan skillnya. Dan untuk itu, kami punya tujuan bersama sebagai target utama kami. Jadi kalau untuk urusan idealisme, saya mempercayakan kepada masing-masing partner saya. Dan saya yakin itu pasti yang terbaik. Misal saya merasa desain A masih kurang, tapi kalau menurut si Bolang (desainer DusDukDuk) bagus, ya kami percayakan ke dia. Dan memang hasilnya sesuai dengan apa yang diyakininya. Jadi itulah pentingnya pembagian jobdesk, agar masing - masing dari kami bisa fokus dengan tugasnya sehingga tidak saling terbebani. Melainkan, justru saling melengkapi."

Q : Pernah nggak sih mas ada kendala dalam satu teamwork? Terus, sebagai leader apa yang mas Angger lakukan?
"Pasti pernah lah. Justru kalau hidup lempeng - lempeng aja yang jadi masalah. Jadi misalnya ada kendala dalam teamwork nih ya, ya kami nggak langsung semprot di tempat yang bersangkutan. Tapi kami berempat duduk bareng, ya sekalinya emosi, ya emosi langsung disitu, dan diselesaikan berempat ya disitu juga. Setelah keluar, ya udah nggak ada apa -apa. Balik normal. Jadi kami nggak suka kalau misal ada yang bermasalah cuma diselesaiin sama satu atau dua orang aja, Ini sih biar kita bisa bener - bener introspeksi dan nggak diintimidasi mandiri gitu. Kalau semakin banyak yang ngasih pandangan kan bisa makin terbuka pikirannya."

Q : Tadi waktu di seminar kan, mas Angger juga cerita kalau orang tua juga rada protes tiap mas Angger pulang pasti bawa kardus. Nah, setelah melihat apa yang dilakukan mas Angger dan temen - temen sekarang, apa orang tua masih protes mas?
"Masih. Lebih nuntut ke tanggungjawab kuliah juga sih. Soalnya juga ditagih lulus sama ortu. hehe :D Yang jelas, orang tua mana sih yang nggak pengen anaknya bisa berhasil. Orang tua itu cuma butuh bukti kok. Selagi kita yakin dan bisa memperjuangkan apa yang kita ingin capai, pasti mereka mendukung. Cuma ya bukan berarti mengesampingkan atau meniadakan harapan orang tua ke kita."
Jawaban optimis terlontar dari mas Angger. Suasana sejuk menyelimuti pikiran kami. Dan gelak tawa pun mengisi kekosongan jeda angan - angan kami. Kemudian mas Angger menambahkan, "Untuk memulai tidak perlu menjadi hebat, tapi untuk menjadi hebat kita harus memulai", tambahnya dengan senyum. 

Komentar