Dari Rumah Dahlan Iskan sampai ke Balai Pemuda #KuliahMinggu#

"Dihafalkan dulu. Nari mosok depane tok, mburine tok? Ayo, dihafalkan dulu. Minggu depan kalau nggak hafal, gerakannya nggak ditambahi lho."


(Minggu, 10 Februari 2014)
Elegi pagi, tak biasanya menyapa pagi itu. Dari sela-sela katupan jendela kamar, semilir angin mengiringi kecerahan hari itu. Tepat pukul 06.00 wib, hiruk pikuk kota pahlawan semakin menantang untuk lebih ditaklukan. Dimana pasti ada hal baru yang ingin catatan cacat ketahui.

Bergegas penuh harap, catatan cacat melaju bersama blackjack (sahabat setia = motor) mengelilingi kota Surabaya. Entah, tak ada satu tempat pun yang menjadi tujuan kala itu. Hanya berjalan mengikuti alur dan sekedar mencuci mata untuk berusaha peka terhadap kondisi saat ini.

Di tengah perjalanan mata angin memberikan ilham. Dari arah Jl. Raya Gubeng, catatan cacat berinisiatif untuk menengok kediaman pak Dahlan Iskan yang terletak di jalan Bali 24 Surabaya. Dulu, masih melekat di ingatan. Ada salah seorang sahabat yang mengatakan bahwa setiap minggu, di kediamannya, pengurus kediamannya selalu open house untuk siapapun yang ingin belajar mengenai jurnalistik.

Setelah 3 kali kebabalasan route, akhirnya catatan cacat menemukan kediaman pak Dahlan Iskan. Tampak lukisan wajah beliau menyambut ramah untuk siapapun yang ingin singgah kesana. RUMAH DAHLAN ISKAN. Tulisan tersebut menegaskan bahwa saat itu catatan cacat tidak tersesat.

Sayangnya, persinggahan awal ini belum jadi  saya singgahi. Pasalnya, tak ada gambaran open house seperti yang sahabat saya katakan. Mungkin saat itu, memang sedang tidak ada kegiatan. Air muka saya mulai meringsut. Kembali berupaya mencari kemana lagi saya dapat menemukan pelajaran hari ini.

Dengan setia, blackjack melaju santai pada kecepatan 40 km/jam. Sengaja melaju ke tengah kota. Meringsut ke jalan - jalan alternatif, berputar-putar, hingga akhirnya sampailah ke Balai Pemuda Surabaya. Sasaran tempat tak terencana untuk #KuliahMinggu# ini.

Dari serambi perpusatakaan Balai Pemuda, ada sekitar 11 anak kecil yang tengah luwes menggerakkan kedua tangan dan kakinya. Lincah. Sesekali sambil ada saja gerakan yang tak teri

HARUS KOMPAK : Ela Rosanti melatih dengan telaten anak didiknya.
(foto diambil oleh Viranita Dewi)

Komentar